
Kaltaraberkisah.com, Tanjung Palas Barat – Skandal baru di sektor pendidikan kembali mencuat di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI mengungkap kerugian negara senilai Rp2,59 miliar akibat aset mangkrak milik Sekolah Dasar Negeri (SDN) 008 Tanjung Palas Barat. Ironisnya, bangunan sekolah tersebut masih dalam kondisi baik namun ditelantarkan—tanpa murid, tanpa guru, tanpa fungsi.
Dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemkab Bulungan Tahun 2023, BPK mencatat bahwa aset berupa tanah dan bangunan sekolah itu kini tidak dimanfaatkan, padahal dananya bersumber dari anggaran publik. SDN 008 praktis mati suri. Sementara anak-anak di wilayah sekitarnya kehilangan hak atas pendidikan dasar.
Seorang warga setempat mengungkap, “Gurunya jarang, muridnya hampir tidak ada. Akhirnya ditutup begitu saja.”
Bukan hanya satu kasus. SDN 010 Siandau di Desa Liagu, Kecamatan Sekatak, juga mengalami nasib serupa. Sekolah yang berada di kawasan pesisir itu telah lumpuh total sejak 2018. Gedungnya masih berdiri kokoh, namun tanpa aktivitas belajar. Tidak ada guru, tidak ada perhatian dari pemerintah.
“Banyak anak-anak kami di sini yang akhirnya putus sekolah,” ujar Ketua RT dalam laporan tahun 2022. Anak-anak di wilayah itu harus naik ketinting menyeberangi sungai untuk bisa bersekolah di desa seberang — risiko keselamatan dan biaya menjadi beban keluarga.
SDN 010 sempat memiliki satu siswa kelas VI sebelum benar-benar mati. Upaya menempatkan guru pun gagal karena tak adanya rumah dinas dan minimnya dukungan. Para guru mundur satu per satu, meninggalkan bangunan kosong yang jadi monumen kegagalan negara memenuhi amanat konstitusi: mencerdaskan kehidupan bangsa.
Skema ini mengindikasikan adanya pola pembiaran sistematis, dugaan pengabaian fungsi pengawasan, bahkan potensi permainan anggaran. Bagaimana mungkin miliaran rupiah digelontorkan untuk membangun sekolah yang kemudian dibiarkan mati?
Mafia pendidikan mungkin tak berwujud seperti di film. Tapi hasilnya nyata: anak-anak kehilangan masa depan, negara kehilangan miliaran, dan publik hanya bisa menyaksikan reruntuhan janji-janji kosong.
Views: 10